admin
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memastikan bahwa nasabah Bank DKI tidak mengalami kerugian akibat gangguan sistem layanan yang terjadi sejak 29 Maret 2025. Ia menegaskan bahwa gangguan tersebut hanya berdampak pada rekening internal Bank DKI yang berada di Bank BNI, bukan pada rekening nasabah.
“Sama sekali tidak ada dampak kepada nasabah. Karena yang diganggu itu adalah rekeningnya Bank DKI yang ada di Bank BNI. Sehingga dengan demikian, kepada nasabah tidak ada gangguan sama sekali,” ujar Pramono .
Meskipun demikian, Pramono mengakui adanya kebocoran dana dalam sistem Bank DKI. Namun, ia menegaskan bahwa dana yang terdampak adalah dana deposito atau cadangan milik Bank DKI, bukan dana bantuan sosial seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP). Pramono juga menyatakan bahwa jumlah kerugian tidak akan diungkapkan ke publik dan akan diselidiki lebih lanjut oleh pihak berwenang.
“Terus terang ada kebocoran. Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI,” kata Pramono .
Sebagai langkah tegas, Pramono telah membebastugaskan Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono, karena gangguan serupa telah terjadi sebanyak tiga kali. Ia juga meminta agar kasus ini dilaporkan ke Bareskrim Polri dan menginstruksikan audit menyeluruh oleh lembaga independen untuk menelusuri aliran dana yang terdampak.
“Karena kejadiannya sudah tiga kali, maka saya memutuskan. Yang pertama, semuanya dilaporkan kepada Bareskrim. Yang kedua, diambil tindakan kepada Direktur IT. Karena sudah berulang kali. Ini yang ketiga kali. [Direktur IT] dibebastugaskan,” ujar Pramono .
Bank DKI sendiri telah memastikan bahwa data dan dana nasabah tetap aman selama gangguan berlangsung. Direktur Utama Bank DKI, Agus H Widodo, menyatakan bahwa pihaknya menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian dan berkomitmen untuk menjaga kepercayaan nasabah dengan memastikan seluruh informasi dan dana nasabah tetap terlindungi .
Baca Juga: MotoGP Qatar 2025: Vinales Dijatuhi Penalti 16 Detik, Kehilangan P2
