Seorang mahasiswa dari Universitas Udayana, Timothy Anugerah Saputra mengakhiri hidupnya secara tragis.
Melompat dari gedung Fisip lantai 2 yang diduga dibully oleh sesama mahasiswa.
Kasus bullying yang seharusnya ditekan sedalam-dalamnya, tetapi di zaman sekarang hal ini kian melembak.
Kejadian bunuh diri ini seharusnya membuat para pelaku merasa takut dan berempati, tetapi dari kejadian itu mereka tetap melanjutkan perbuatannya.
Bahkan ketika korban sudah tidak ada, pelaku masih memiliki nyali untuk membully.
Terdapat screenshot dari pesan WhatsApp pembully yang telah beredar viral di media sosial.
“Nanggung bgt klok bundir dari lantai 2 yak.. mentalnya gakuat kl dari lantai 4.”
“Badan gorgon gitu mao diangkat, mandiri dikit,” tulis beberapa pembuli dalam pesan di grup WA itu.

Diduga empat dari enam pembully tersebut dikeluarkan dari pengurus organisasi hima di kampusnya, dan dua dari fakultas lain juga diberi sanksi yang sama.
Kini keenam pelaku meminta maaf melalui video klarifikasi.
Dalam unggahan video klarifikasi pembully yang beredar di media sosial, salah-satu pembully Vito mengaku menyesal atas tindakan bodoh di media sosial yang telah merugikan banyak pihak.
“Dengan penuh penyesalan saya mengakui bahwa apa yang saya lakukan tidak pantas, tidak berempati dan tidak menghrmati suasana duka. Saya menyadiari sepenuhnya bahwa tidakan tersebut telah menyakiti hati keluarga, teman-teman almarhum, serta banyak pihak lainnya. Saya bertanggung jawab penuh atas kesalahan saya dan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya,” ungkap Vito.
Dia mengucapkan bela sungkawa terhadap korban serta keluarga, dan ia juga telah melayat dan meminta maaf secara langsung kepada keluarga besar korban.
Ia bersedia mendapatkan sanksi dari pihak kampus, dan ia diskors selama satu semester, mendapat nilai B dan dikeluarkan dari hima dengan tidak hormat.
Video ini disusul pelaku lainnya, mereka satu per satu menyatakan permintaan maaf atas tindakan bodoh yang dilakukan hingga hilangnya nyawa Timothy.
Muhamad Riad dan Nanda mereka memohon maaf kepada korban dan keluarga besar korban.
Namun seorang perempuan Vita mengakui ia tidak mengenal dan tidak terlibat perundungan secara langsung dengan korban semasa hidupnya.
Hanya saja dia turut berkomentar dan membully pasca kematian Timothy.
Mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah dan akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Video klarifikasi tersebut telah tersebar di beberapa sosial media.
Ulah para mahasiswa yang meledek kematian Timothy Anugerah Saputra pun menuai perhatian Profesor Zubairi Djoerban.
Dalam cuitannya, Prof Zubairi mengecam keras sikap mahasiswa yang dinilai tak punya empati itu.
Dia juga tak habis pikir. Timothy yang sudah meninggal pun masih saja mendapatkan perundungan, diserang dan ditertawakan. PTSLOT
“Apakah empati kini jadi barang langka? Seorang Timothy sudah pergi, tapi masih juga diserang, seolah kematian belum cukup untuk membuat mereka berhenti menghakimi Timothy. Apakah mereka juga biasa menertawakan duka, layaknya hiburan saja di linimasa. Benar-benar sudah mati rasa,” cuitnya di X.
Para pelaku dijatuhi sanksi pengurangan nilai softskill, video permintaan maaf, dan juga menulis surat pernyataan minta maaf.
Dengan adanya sanksi tersebut, diharapkan para pelaku bisa berbenah dan tidak mengulangi perbuatannya di kemudian hari.
Sumber : deltaeservices.com